sekedar foto-foto dari Raha dan Kendari

*** Selasa – 25 Juni 2008

Perjalanan ini adalah sebenarnya serial. Tugas memasang perangkat DSLAM di Kolaka, Raha, dan Bau Bau. Selasa malam berangkat dari Makassar menuju Kendari. Perjalanan menuju bandara Hasanuddin sendiri dari kantor dicapai dalam waktu hampir 1 jam lebih. Sekedar tambahan informasi, dalam waktu dekat, bandara ini akan dialihkan ke bandara baru yang konon kabarnya lebih keren.

Aku berangkat berangkat ke Kendari bertiga dengan Eqhie dan Yuni. Yuni karena rumahnya tidak jauh dari bandara maka dia menyusulku dan Eqhie di bandara. Tak lama setelah aku dan Eqhie tiba Yuni dan suaminya datang. Inilah enaknya jadi perwira di TNI, bisa masuk ke bandara sampai ke gate (dengan pass bandara tentunya, hehehee….)

Setibanya di bandara, upss… Eqhie salah liat jadwal. Ternyata penerbangan ke Kendari dengan Batavia jam 20.30 wita, dia pikir jam 19.35 wita. Namanya juga pesawat terakhir. Resiko delay pasti besar. Benarlah dugaanku. Pesawatnya delay 2 jam

Total perjalanan ke Kendari:

Airport tax di bandara Hasanuddin: Rp. 35.000,-

Taksi ke bandara: Rp. 86.000,-

Tiket Batavia Air: Rp. 417.000,-

Perjalanan ke Kendari ditempuh dalam waktu 55 menitan. Gitu kata pramugarinya. Alhamdulillah pesawat mendarat dengan tidak banyak hambatan. Oh ya, bandara di Kendari ga kalah keren dengan bandara Juanda. Jauh lebih bagus daripada Hasanuddin. Sedikit cerita lucu, kupikir penjemput kami itu sudah umur 40 tahunan. Maklum namanya Sunarto siy. Beberapa pemuda menawarkan jasa kepada kami untuk naik taksi. Termasuk yang kutolak itulah Sunarto. Ya Allah, ternyata Sunarto itu masih berusia 25 tahunan. Malu abis deh…

Ternyata bandaranya di Kendari itu di Kabupaten Konawe Selatan, bukan di Kendari. Gelap juga sepanjang perjalanan (terang aja wong jam 12 malam). Perjalanan ini ditempuh dalam waktu sekitar 60 menitan. Sesampainya di kantor Telkom Kendari, Kemaraya, kami meletakan barang-barang. Terus mencari hotel yang dekat-dekat situ.

Hotel Maleo tempat kami menginap. Tidak direkomendasikan untuk menginap di kamar 104 hotel ini. Apek banget kamarnya. Tapi Yuni dan Eqhie ambil di kamar 208. Lumayan untuk hotel dengan harga kurang dari 200 ribu semalam. Maklum 104 seharga 155 ribu, yang kamar 208 seharga 208 ribu. Pengalaman buruk itu menjadikan kami untuk tidak menginap di situ lagi.

*** Rabu – 26 Juni 2008

Hari berikutnya setelah kami melakukan instalasi perangkat which is sampai jam 12 malam.